Another story :)
Suatu ketika, ada sebuah roda yang kehilangan salah satu jari-jarinya.
Ia tampak sedih. Tanpa jari-jari yang lengkap, tentu, ia tak bisa lagi
berjalan dengan lancar. Hal ini terjadi saat ia melaju terlalu kencang
ketika melintasi hutan. Karena terburu-buru, ia melupakan, ada satu
jari-jari yang jatuh dan terlepas. Kini sang roda pun bingung. Kemana
kah hendak di cari satu bagian tubuhnya itu?
Sang roda pun berbalik arah. Ia kembali menyusuri jejak-jejak yang
pernah di tinggalkannya. Perlahan, di tapakinya jalan-jalan itu. Satu
demi satu di perhatikannya dengan seksama. Setiap benda di amati, dan di
cermati, berharap, akan di temukannya jari-jari yang hilang itu.
Ditemuinya kembali rerumputan dan ilalang. Dihampirinya kembali
bunga-bunga di tengah padang. Dikunjunginya kembali semut dan serangga
kecil di jalanan. Dan dilewatinya lagi semua batu-batu dan
kerikil-kerikil pualam. Hei....semuanya tampak lain. Ya, sewaktu sang
roda melintasi jalan itu dengan laju yang kencang, semua hal tadi cuma
berbentuk titik-titik kecil. Semuanya, tampak biasa, dan tak istimewa.
Namun kini, semuanya tampak lebih indah.
Rerumputan dan ilalang, tampak menyapanya dengan ramah. Mereka kini tak
lagi hanya berupa batang-batang yang kaku. Mereka tampak tersenyum,
melambai tenang, bergoyang dan menyampaikan salam. Ujung-ujung rumput
itu, bergesek dengan lembut di sisi sang roda. Sang roda pun tersenyum
dan melanjutkan pencariannya.
Bunga-bunga pun tampak lebih indah. Harum dan semerbaknya, lebih terasa
menyegarkan. Kuntum-kuntum yang baru terbuka, menampilkan wajah yang
cerah. Kelopak-kelopak yang tumbuh, menari, seakan bersorak pada sang
roda. Sang roda tertegun dan berhenti sebentar. Sang bunga pun merunduk,
memberikan salam hormat.
Dengan perlahan, dilanjutkannya kembali perjalanannya. Kini, semut dan
serangga kecil itu, mulai berbaris, dan memberikan salam yang paling
semarak. Kaki-kaki mereka bertepuk, membunyikan keriangan yang meriah.
Sayap-sayap itu bergetar, seakan ada ribuan genderang yang di tabuh.
Mereka saling menyapa. Dan, serangga itu pun memberikan salam, dan doa
pada sang Roda.
Begitu pula batu dan kerikil pualam. Kilau yang hadir, tampak berbeda
jika di lihat dari mata yang tergesa-gesa. Mereka lebih indah, dan
setiap sisi batu itu memancarkan kemilau yang teduh. Tak ada lagi sisi
dan ujung yang tajam dari batu yang kerap mampir di tubuh sang Roda.
Semua batu dan pualam, membuka jalan, memberikan kesempatan untuk
melanjutkan perjalanan.
Setelah lama berjalan, akhirnya, ditemukannya jari-jari yang hilang.
Sang roda pun senang. Dan ia berjanji, tak akan tergesa-gesa dan
berjalan terlalu kencang dalam melakukan tugasnya.
Teman, begitulah hidup. Kita, seringkali berlaku seperti roda-roda yang
berjalan terlalu kencang. Kita sering melupakan, ada saat-saat indah,
yang terlewat di setiap kesempatan. Ada banyak hal-hal kecil, yang
sebetulnya menyenangkan, namun kita lewatkan karena terburu-buru dan
tergesa-gesa.
Hati kita, kadang terlalu penuh dengan target-target, yang membuat kita
hidup dalam kebimbangan dan ketergesaan. Langkah-langkah kita, kadang
selalu dalam keadaan panik, dan lupa, bahwa di sekitar kita banyak
sekali hikmah yang perlu di tekuni.
Seperti saat roda yang terlupa pada rumput, ilalang, semut dan pualam,
kita pun sebenarnya sedang terlupa pada hal-hal itu. Teman, coba, susuri
kembali jalan-jalan kita. Cermati, amati, dan perhatikan setiap hal yang
pernah kita lewati. Runut kembali perjalanan kita.
Adakah kebahagiaan yang terlupakan? Adakah keindahan yang tersembunyi
dan alpa kita nikmati? Kenanglah ingatan-ingatan lalu. Susuri dengan
perlahan. Temukan keindahan itu!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment